BUTUH GURU LES PRIVAT UNTUK ANAK ANDA?
JIKA ANDA CARI GURU PRIVAT, SILAHKAN KLIK LES PRIVAT
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Boediono mendorong
diterapkannya pembelajaran online atau e-learning dalam dunia
pendidikan di Indonesia. Menurut Boediono, e-learning merupakan
lompatan untuk mengatasi ketertinggalan pendidikan Indonesia dengan dunia
internasional.
"E-learning,
apabila didesain dengan baik, akan dapat menjawab sebagian besar dari hambatan.
Dan dengan itu, pemerataan pendidikan dapat kita percepat," kata Boediono
saat memberikan Kuliah Perdana Universitas Surya di Jakarta, Selasa (3/9/2013).
Boediono mengakui
bahwa kondisi pendidikan Indonesia masih jauh dari harapan. Ia berharap setiap
anak Indonesia di pelosok mana pun, apa pun latar belakang sosial ekonominya
dapat dengan mudah dan murah memperoleh pendidikan yang bermutu.
Boediono mengatakan,
banyak faktor yang mengakibatkan ketertinggalan pendidikan Indonesia, mulai
dari keterpencilan, keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan, hingga
ketidakmerataan penyebaran guru yang mumpuni. Selain itu, adanya hambatan
kemiskinan, biaya sekolah yang mahal, dan masih ada keluarga yang kurang
menghargai pendidikan bagi anak-anaknya.
Boediono menyarankan
agar e-learning dibangun berskala nasional dengan diterapkan
mulai dari SD sampai perguruan tinggi. Jika diterapkan di perguruan tinggi,
mahasiswa di mana pun, kapan pun dapat dengan mudah mengakses mata kuliah.
Paket itu juga dapat
menyediakan akses pada rekaman buku teks dan referensi utama, bahan latihan,
tugas, lengkap dengan program evaluasinya. Selain itu, kata Boediono, paket
harus didesain sebagai program dua arah yang memungkinkan interaksi antara
program dengan pemakai. Sistem yang lebih maju dapat memungkinkan komunikasi real
time antara instruktur dengan mahasiswa.
"Keuntungan utama
dari sistem pembelajaran online adalah potensinya untuk menjangkau mahasiswa
dalam jumlah yang berlipatganda dibanding dengan sistem pembelajaran
konvensional dan dengan jaminan standar kualitas pengajar minimal yang memadai.
Pada skala besar, biaya per mahasiswa akan sangat rendah. Ini tentu akan
membantu terbukanya akses yang makin lebar bagi mereka yang sebelumnya tidak
dapat mengeyam pendidikan tinggi," kata Boediono.
Untuk
mengimplementasikan e-learning, tambah Boediono, perlu dibangun
terlebih dulu teknologi informasi yang handal hingga seluruh pelosok. Setelah
itu, perlu dikembangkan sistem softwarenya yang mampu melayani semua interaksi
dalam proses pembelajaran.
"Saya mendengar
bahwa beberapa institusi pendidikan di dalam negeri sudah mengembangkan sistem
semacam ini, meskipun aplikasinya masih terbatas. Di luar negeri, sudah ada
sistem yang melayani pada skala global. Kita tentu bisa belajar dari pengalaman
mereka," katanya.
Boediono menambahkan,
semua itu tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Namun, ia meyakini bahwa
manfaatnya akan berlipat ganda dari yang dikeluarkan.
"Saya perlu
tekankan bahwa penerapan e-learning ini tidak harus
menggantikan sistem pengajaran tatap muka yang dilaksanakan 3.000 perguruan
tinggi yang ada. Sistem itu merupakan penguat. Tapi pada waktunya, tentu
pengajaran tatap muka yang nyata-nyata di bawah standar harus hilang dan
diganti dengan yang lebih baik," papar Boediono.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar