Laman

Selasa, 20 Agustus 2013

Dosen UI: Aktuaris Harusnya Digaji Tinggi

BUTUH GURU LES PRIVAT UNTUK ANAK ANDA?
JIKA ANDA CARI GURU PRIVAT, SILAHKAN KLIK LES PRIVAT



JAKARTA - Sebagaian besar masyarakat mungkin belum mengetahui jika profesi Aktuaris ternyata memiliki pendapatan yang cukup tinggi. Kebutuhan Aktuaris bersertifikasi yang tinggi namun tidak diimbangi dengan ketersediaan sumber daya yang memadai menjadi alasan para Aktuaris layak mendapatkan gaji yang tinggi

Menurut Pjs Ketua Program Magister Manajemen (MM) Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Indonesia (UI) Tengku Esni Balqiah, prospek profesi Aktuari ke depan sangat luar biasa. Apalagi mengingat bidang pekerjaan yang harus dilakoni oleh para Aktuaris.

"Level gaji mereka harusnya lebih tinggi dibandingkan industri keuangan lainnya. Karena Aktuaria terkait dengan risiko dan tidak semua orang mampu menghitung risiko. Mereka harus menguasai ilmu Matematika, Statistik, dan Probabilistik," kata Esni kepada Okezone selepas pembukaan prodi MM Aktuaria FE UI di Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (20/8/2013).

Penghargaan yang tinggi terhadap kemampuan para Aktuari ternyata tidak diimbangi dengan kompetensi yang dimiliki. Hal itu, lanjut Esni, menyebabkan Indonesia kekurangan tenaga ahli Aktuaria.

"Kompetensi juga harus diimbangi. Itu yang agak sulit. Sekarang yang terjadi kekurangan tenaga Aktuaris yang tersertifikasi," paparnya.

Program MM Aktuaria FE UI telah ada sejak 1996. Namun, karena kurang peminat, prodi tersebut terpaksa ditutup pada 2003. Esni mengungkap, minimnya peminat kala itu disebabkan oleh pandangan negatif yang dialamatkan pada jurusan Aktuaria.

"Pada tahun itu, banyak yang menganggap aktuaria itu sulit sehingga takut duluan untuk masuk. Seolah-olah yang menjadi aktuaris hanya tukang hitung," kenang Esni.

Tapi, dengan pembukaan kembali jurusan tersebut, Esni mengaku pihak UI bekerjasama dengan PT Prudential Life Assurance telah merombak konsep pendidikan Aktuaria sat ini. Para mahasiswa MM Aktuaria FE UI tidak hanya dijejali dengan cara menghitung tapi juga bagaimana mengelola sebuah perusahaan.

"Konsep pendidikan sekarang, aspek manajerial, career path nya kami jaga dengan pemberian ilmu bisnis dan manajemen sehingga mengimbangi kemampuan menghitung dengan kemampuan manajeman dan kepemimpinan mereka. Mereka belajar bagaimana mengelola sebuah bisnis," tandasnya. (mrg)


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar